BAB II
RUANG LINGKUP IPA
2.1 Alam Semesta, Makrokosmos dan Mikrokosmos
Pada kesempatan ini akan dibahas dua jenis ciptaan Tuhan
berdasarkan ruang lingkupnya yakni alam besar (makrokosmos) dan alam kecil (Mikrokosmos).
Makrokosmos
adalah alam yang begitu luas yang tak mampu dibayangkan oleh akal pikiran
karena sifatnya adalah tak terhingga, coba bayangkan Bumi yang kita diami yang
masuk dalam sistem tata surya dengan susunan sebuah matahari sebagai pusat
peredaran dan sembilan buah planet dengan bumi salah satunya beredar
mengelilingi matahari tersebut dengan garis orbitnya masing-masing yang masuk
dalam gugusan bintang yang disebut galaksi bintang Bima sakti yang merupakan
satu dari sekian juta galaksi yang ada di jagad raya ini. Betapa bumi begitu
kecil jika dibayangkan dengan nalar manusia. Bumi yang kalau kita lihat berada
di luar angkasa dengan tetap seimbang berada di garis orbitnya baik secara
rotasi maupun secara revolusi yang tak memiliki tiang penyangga, tak memiliki
tali yang menggantungnya tetapi tetap tegar berdiri sampai saat ini. Kalau kita
gambarkan dari yang terkecil hingga yang terbesar maka digambar seperti di
bawah ini :
MANUSIA → BUMI → TATA SURYA →GALAKSI→JAGAD RAYA
Mikrokosmos adalah alam yang sangat kecil yang dapat melingkupi
sistem-sistem yang terjadi di dalam tubuh suatu organisme termasuk manusia itu
sendiri, sistem yang terjadi dalam suatu partikel yang sangat kecil yang dalam
defenisi menurut Jhon Dalton tokoh fisikawan dan kimawan bahwa zat yang paling
kecil yang tidak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil disebut ‘Atom’
yang dalam ukurannya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang yang berkisar
pada hitungan bilangan berpangkat minus dalam satuan milimikron. Dalam
perspektif biological science bahwa unit terkecil dari suatu organisme
dinamakan ‘sel’ yang juga tidak dapat dilihat secara kasat mata namun harus
dibantu oleh alat optic yang dinamakan mikroskope. Sel sendiri
memiliki bagian-nagian mulai dari Nukleus, mitokondria, Retikulum endoplasma,
membran/dinding, sitoplasma, dan sebagainya. kita juga dapat melihat
contoh konkrit lainnya yakni sistem saraf manusia yang begitu rumitnya mulai
dari sel saraf motorik, sensorik, somatic dan sebaginya yang berpusat di otak
dan sebagai pusat pengenadali aktifitas manusia. Walaupun sangat kecil namun
sistem dan jaringan penghubung yang digunakan sangatlah rumit cara kerjanya.
Selain itu masih banyak lagi contoh-contoh alam mikro diantaranya sistem
ekskresi makhluk hidup, sistem metabolisme, reaksi fotosintesis tumbuhan, dan
segala macam reaksi kimia yang terjadi yang membutuhkan imajinasi yang tinggi
untuk dibayangkan.
2.2
Teori Terjadinya Alam Semesta
- Teori
Letusan Hebat
Pada tahun
1917, secara matematik ditentukan bahwa terdapat massa bahan yang hampir
seragam yang keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi
dan kekuatan dorongan dari kosmik lain yang tidak dikenal. Tahun 1922, seorang
ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal tersebut, ia mengatakan bahwa
kekuatan tolak tidak berperan, bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh
partikel saling menjauhi dengan kecepatan tinggi. Teori letusan hebat ini
juga biasa disebut dengan teori "Big Bang". Pada
teori big bang mengatakan bahwa sebelumnya alam semesta bukan merupakan materi,
tetapi suatu ketika ia berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat,
massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti, maka
terjadilah letusan yang hebat.
Namun
sayang, teori ini berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang, pada
teori ini mengatakan bahwa jagad raya akan terus meluas dan saling menjauhi
dengan kecepatan tinggi, namun pada sistem tata surya kita, yakni "Bimasakti",
bukannya saling menjauh, tetapi malah berjalan sesuai dengan orbitnya
masing-masing.
- Teori
Keadaan Tetap
Teori ini
dikemukakan oleh ahli astronomi Inggris, bernama Fred Hoyle serta
beberapa ahli astro-fisika inggris. Teori ini mengungkapkan bahwa jagat raya
tidak hanya sama dalam ruang angkasa-asas kosmologi, tetapi juga tak berubah
dalam waktu asas kosmologi yang sempurna.
Teori ini sangat berlawananan dengan teori pertama. Teori pertama menyatakan
bahwa alam semesta akan bergerak menjauh, dan otomatis akan ada suatu ruang
kosong di dalamnya, sedangkan teori kedua ini, kita harus menerima bahwa zat
baru akan selalu diciptakan dalam ruang angkasa diantara berbagai galaksi.
jadi, galaksi yang baru akan tercipta menggantikan galaksi yang menjauh.
2.3 Anggota
Sistem Tata Surya
Anggota dari
sistem tata surya yaitu matahari, planet, satelit, steroid, komet, meteor,
dan medium antar planet.
1.
Matahari
Matahari
merupakan bola gas yang berpijar, matahari adalah bintang yang berada pada
kelas spektrum G2. Matahari sangat panas sehingga berwujud gas. Tekanan yang
dihasilkan luar biasa besar karena temperaturnya yang sangat tinggi di bagian
intinya. Di inti matahari terjadi reaksi termonuklir. Matahari tersusun atas
inti, fotosfer, kromosfer dan korona.
2.
Planet
Ada
beberapa hal yang menjadi syarat bahwa benda langit merupakan sebuah planet diantaranya
:
a. Orbit planet tersebut mengelilingi matahari.
b. Memiliki massa yang cukup atau lebih besar dari 10-20 kg agar dapat menghasilkan gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.
c. Orbitnya tidak memotong orbit planet lain.
a. Orbit planet tersebut mengelilingi matahari.
b. Memiliki massa yang cukup atau lebih besar dari 10-20 kg agar dapat menghasilkan gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.
c. Orbitnya tidak memotong orbit planet lain.
Planet - planet tersebut adalah
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
3. Satelit
Hampir semua
planet di tata surya memiliki sistem sekunder, disebut satelit. Satelit bumi
adalah bulan. Hampir semua satelit alami yang paling besar terletak di orbit
sinkron, dengan satu sisinya secara tetap menghadap planet induknya.
4. Asteroid
Penemuan
asteroid sudah ada sejak tahun 1801, yaitu oleh Piazzi seorang astronom Italia.
Asteroid temuannya dinamai Ceres. Ceres dianugerahi sebagai asteroid terbesar
di tata surya dengan diameter sekitar 900 km. Populasi asteroid adalah di
daerah antara orbit planet Mars dan Jupiter, dikenal sebagai Main Belt atau
Sabuk Utama. Selain Ceres adapila asteroid lain yang menempati orbit yang
berbeda, yaitu Trojan dan asteroid AAA (Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
5. Komet
Komet adalah
sekumpulan partikel-partikel padat, berevolusi terhadap matahari dengan
eksentrisitas yang sangat besar. Komet berarti si rambut panjang. Orbit komet
membentuk sudut terhadap ekliptika. Jadi periode komet sangat besar dan jarang
terlihat.
Komet Halley
muncul setiap 75 tahun sekali. Selang waktu kemunculan komet menunjukan
revolusi komet itu sewaktu bergerak mendekati matahari. Ketika komet mendekati
matahari materialnya menjadi sanagat panas dan menguap, dan membentuk awan
gas yang bercampur dengan debu di sekitar inti padatnya. Tekanan
radiasi matahari mendorong komet, pertikel-partikel komet dan membentuk ekor.
Kepala komet berdiameter sekitar 20.000 km, dan panjang ekornya sampai jutaan
km. Pada saat komet mencapai perihelion, maka terbentuklah ekor komat yang
paling maximum. Seluruh massa komet diperkirakan mencapai sepersejuta dari
massa bumi. Keberadaan komet ini seperti sepele tapi komet memang benar-benar
ada.
6. Meteor
Cahaya uap yang
dihasilkan seperti bintang bergerak cepat melintasi langit dikenal sebagai
bintang jatuh, adalah fenomena hadirnya meteor. Jumlah meteor yang
bertabrakan dengan bumi selama 24 jam diperkirakan mencapai 200 juta meteor.
Meteor itu dinamakan meteorid. Meteorid dibedakan dalam 2 tipe, tipe pertama
yaitu meteorid yang mengelilingi matahari seperti planet orbitnya memiliki
eksentrisitas yang kecil serta hampir sebidang dengan bidang utama
planet. Tipe lainnya yaitu komet yang memiliki eksentrisitas yang besar,
mendekati bumi dari segala arah seakan ingin membombardir bumi dengan sudut
kecil terhadap bidang orbit bumi. Meteor ini sering menumbuk bumi secara
berkelompok disebut dengan Shower.
7. Materi Antar Planet
Medium
antar planet terdiri dari debu dan gas. Debu antar planet merupakan distribusi
yang jarang dari mikrometeorit yang mengitari tata surya. Namun terdapat pula
distribusi gas disekitar sistem tata surya. Fakta adanya gas antar planet
datang dari penyelidikan luar angkasa dengan peralatan canggihnya mencatat
gerakan atom dan partikel yang bergerak dengan cepat. Gas antar planet terdiri
dari ion dan elektron yang dipancarkan matahari ke luar angkasa. Aliran ini
dikenal dengan sebutan angin solar.
2.4
Planet Bumi Bagian Dari Tata Surya
Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang terdapat
kehidupan dan merupakan tempat tinggal bagi manusia. Sebagai tempat tinggalnya,
manusia berusaha untuk mengetahui seluk beluk tentang Bumi.
Pengetahuan terhadap bumi memberikan gambaran bahwa bumi pernah melewati fase cair pijar,di mana bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak, sehingga magma dapat menerobos ke permukaan. Teori perkembangan muka bumi antara lain dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut.
a. Alfred Lothar Wegener (1880-1930)
Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua-Benua pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapat dukungan.
Pengetahuan terhadap bumi memberikan gambaran bahwa bumi pernah melewati fase cair pijar,di mana bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak, sehingga magma dapat menerobos ke permukaan. Teori perkembangan muka bumi antara lain dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut.
a. Alfred Lothar Wegener (1880-1930)
Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua-Benua pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapat dukungan.
b. Tim Peneliti Amerika Serikat (1969)
Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural History Ohio State University, dan Whichita State University, membuktikan bahwa daerah Alaska terletak di dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar). Fosil seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua besar di planet bumi ini.
Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural History Ohio State University, dan Whichita State University, membuktikan bahwa daerah Alaska terletak di dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar). Fosil seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua besar di planet bumi ini.
2.5
Lapisan-Lapisan Planet Bumi
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan
planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari.
Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ±
6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai
jenis mahluk hidup. Bumi memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal
(dalam) dan lapisan eksternal (luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk
bumi. Sedangkan lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor
atau benda-benda luar angkasa lainnya. Secara struktur lapisan dalam bumi,
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.
Kerak
bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan
kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak
bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2.
Selimut
atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak
bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.
Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3.
3.
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam
besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200
km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang
suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi
yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa
kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan
berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair,
dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan
juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal
ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan
atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat
berbeda-beda dari segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya.
Lapisan luar bumi secara keseluruhan sering disebut atmosfer.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer
terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar
560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang
dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara
lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer
mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar
matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan
peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena
yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan
oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi
sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di
bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi
suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari
permukaan planet.
a.Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya
paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan
terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain.
Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling
tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini,
hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan
kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah
adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap
radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika
ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan
dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. Lapisan
ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari
78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon,
0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di
dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang
tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya
antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km. Troposfer
terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1.
Lapisan
Udara Dasar Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi.
Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi,
dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara
dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi
kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.
2.
Lapisan
Udara Bawah
Lapisan udara
ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary
boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai
perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3.
Lapisan
Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini
disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km.
Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak.
Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang
berubah-ubah.
4.
Lapisan
Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara
lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan
laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni
antara – 46 o C sampai – 80o C pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83
o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang
menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi,
karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan
kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju,
hujan es).
b.Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a.
Lapisan
udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o C sampai
-55o C.
b.
Lapisan
udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o
C.
c.
Lapisan
udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o
C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km
oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x
10-2 cc di dalam 1 m3.
c.Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat
lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun
ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat bagian
atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu
serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal
es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse
dengan suhu terendah – 110o C.
d.Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a.
Lapisan
Udara E
Terletak antara
80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses
ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan
HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini
berkisar – 70o C sampai +50o C .
b.
Lapisan
udara F
Terletak antara
150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
c.
Lapisan
udara atom
Pada lapisan
ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 –
800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya
mencapai 1200o C
Fenomena aurora
yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan
ini.
d.Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
2.6
Teori Terjadinya Planet Bumi
1.Teori Apungan benua (Wegener)
Semua daratan berasal dari satu benua besar yang disebut Pangea.
Asumsinya didasari oleh:
a.
Terdapat kesamaan
yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan
dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
b.
Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua
mengapung sendiri-sendiri.
c.
Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke
utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia,
sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.
d.
Green
land semakin mendekat ke Amerika Utara
1.
Teori
Kontraksi
Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat
lama. massa yang sangat panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut.
Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat
dan tempat lain (James Dana dan Elie Baumant)
3.Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan
ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan
(benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi
pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama
Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara
perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua
terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini
pecah dan memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5
benua).(Eduard Suess)
4.Teori lempeng tektonik
Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima diseluruh
dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar