BAB III
KEHIDUPAN DI BUMI
3.1
Asal Mula Kehidupan di Bumi
3.1.1 Teori Asal Usul Kehidupan
1.
Teori
Abiogenesis atau Generatio Spontanea.Pendukung teori ini adalah
Aristoteles, Nedhan, Antonie van Leeuwenhoek.
2.
Teori
Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano,
dan Louis Pasteur.
3.
Teori Urey. Teori ini dicetuskan oleh Harold
Urey.
3.1.2
Perbedaan Teori Abiogenesis dengan Biogenesis
Teori Abiogenesis adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup sedangkan, Teori Biogenesis
adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup itu pula.
3.1.3
Percobaan Ilmuwan Tentang Teori Asal Mula Kehidupan Bumi
a.
Teori
Abiogenesis
Teori Abiogenesis dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles (384 – 322 SM), yang merupakan
tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Aristoteles melakukan pengamatan ikan-ikan
di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang
berasal dari lumpur. Teori Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan
Inggris pada tahun 1700 yang bernama Nedhan.
Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan
kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu
tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal
dari air kaldu. Teori ini gugur karena pada abad ke-17, Antonie
van Leeuwenhoek berhasil membuatmikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang
mengawali berbagai macam percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoek mencoba
mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata
terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat
benda-benda aneh yang sangat renik.
b.
Teori
Biogenesis
1.
Francisco
Redi adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan
orang pertama yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia
melakukan eksperimen untuk mendapat fakta yang benar. Ia menggunakan
daging segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Perlakuan tabung I ditutup
rapat, tabung II ditutup kain kasa dan tabung III tidak ditutup dan dibiarkan
terbuka. Setelah beberapa hari Francisco Redi mendapatkan
hasil eksperimen. Ternyata botol tabung I tidak ada mikroba, tabung II terdapat
sedikit mikroba, dan tabung III terdapat banyak mikroba. Dari hasil eksperimen
ini Francisco Redi kemudian membuat kesimpulan bahwa mikroba yang
berupa belatung yang terdapat pada daging tersebut berasal dari telur-telur
lalat yang ditinggalkan pada saat lalat tersebut mengerumuni daging yang
membusuk. Dari hal ini maka teori Abiogenesis runtuh diganti dengan teori
Biogenesis yaitu bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari
benda-benda mati, melainkan dari makhluk hidup juga.
2.
Spallanzani adalah
seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia melakukan kegiatan eksperimen pada tahun
1765, untuk menentang teori Nedham. Spallanzani mengadakan pembuktian dengan
air kaldu dan hasil percobaannya sama dengan Francisco
Redi yaitu makhluk hidup berasal dari sesuatu yang
hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan
Nedham karena Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme
terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih
ada organisme yang masuk dan tumbuh.
3.
Louis Pasteur melakukan
percobaan pada tahun 1864. Tujuan percobaan Pasteur adalah untuk
menguji dan memperbaiki percobaan dari Redi dan
Spallanzani. Pasteur membuat labu berleher angsa, yang agak
tertutup namun masih dapat berhubungan dengan udara. Percobaan yang dilakukan
oleh Pasteur adalah merebus kaldu hingga mendidih kemudian kaldu
tersebut didiamkannya beberapa saat di dalam tabung leher angsa. Setelah beberapa
hari, bakteri tidak tumbuh pada kaldu tersebut, tetapi beberapa hari kemudian
air kaldu sudah ditumbuhi bakteri. Dari teori Pasteur inilah maka
teori abiogenesis (Generatio spontanea) tumbang. Sehingga disimpulkan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula.
3.2
Perkembangan Secara Seksual dan Aseksual
3.2.1
Perkembangbiakkan Seksual dan Aseksual
a. Seksual
Adalah suatu proses reproduksi
yang melibatkan dua individu, biasanya memiliki jenis kelamin yang berbeda.
Pada organisme tingkat tinggi, terjadi pertemuan antara dua gamet, yaitu gamet
jantan (spermatozoa) dan gamet betina (sel telur). kedua macam gamet ini
dibedakan mulai dari bentuk, ukuran, dan kelakuannya. kondisi gamet yang
berbeda ini disebut Heterogamet.
Peleburan dua macam gamet
tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa
fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organisme sederhana tidak
dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan
disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
b.
Aseksual
Individu baru
(keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan
induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual
dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai
susunan genetik yang sama.
Reproduksi aseksual
dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :
a. Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah
menjadi dua bagian yang sama..Contoh :
- Pada pembelahan sel bakteri.
- Pada pembelahan sel bakteri.
-
Pada Plasmodum,
reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan
kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini
disebut skizogoni, sel
yang mengalami skizogoni disebut skizon.
b.
Pembentukan spora
Dibentuk di dalam tubuh
induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora
akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan oleh jamur,
lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-kadang juga
dihasilkan oleh bakteri
c.
Pembentukan tunas
Organisme tertentu
dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian
mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan
lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas
merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata)
d.
Fragmentasi
Kadang-kadang satu
organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian akan
tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa fragmentasi
bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki jaringan atau
organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons
(Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang.
e. Propagasi vegetatif
Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan
berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka
bagian tersebut akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi
vegetatif alamiah dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut
:
a. Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
b. Akar tinggal atau rizom
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur
c. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.
d. Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
e. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
f. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas - mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas - mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
3.2.2 Contoh
Perkembanbiakkan Seksual dan Aseksual
a. Contoh Perkembangbiakkan Seksual
Pada reproduksi
seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang
berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang
memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Pada organisme tingkat
tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet
betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari
bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut
heterogamet.
Peleburan dua macam
gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa
fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme
sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya
sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut
anisogamet.
b. Contoh perkembangbiakkan Aseksual
- Vegetatif Alami
Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa
campur tangan pihak lain seperti manusia. Contohnya :
a. Pada tumbuhan
* Umbi batang. Contoh: ubi jalar, kentang
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
b. Pada hewan
* Tunas. Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
- Vegetatif Buatan
Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena
bantuan pihak lain seperti manusia.
* Stek
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
3.3
Geografi Kehidupan
3.3.1 Penyebaran Makhluk Hidup
Seperti kita ketahui setiap daerah di dunia memiliki
makhluk yang berbeda-beda, tapi terkadang dapat kita temukan flora dan fauna
yang sama di berbagai wilayah yang berbeda mengapa bisa begitu? Hal ini terjadi
karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan tersebarnya flora dan fauna
tersebut.
BIOTIK-faktor-faktor makhluk hidup :
1. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu berpengaruh dalam persebaran makhluk hidup. Contohnya, semakin banyak manusia yang menebang pohon, tentu semakin sedikit pohon-pohon yang ada. Jika manusia terus menerus berburu, tentu hewan-hewan semakin punah. Maka dari itu kesadaran dan aktivitas manusia tentu berperan sangat penting dalam persebaran makhluk hidup.
2. Flora dan Fauna
Faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
ABIOTIK-faktor-faktor fisik :
1. Iklim
Iklim sangat mempengaruhi dari persebaran flora dan fauna di suatu negara, perubahan iklim akan mempengaruhi keberadaan flora dan fauna baik dari segi jumlah maupun persebaran yang semakin berkurang. Iklim sendiri adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah dalam kurun waktu yang relatif lama. Sedangkan wilayah Indonesia, memiliki iklim tropis yang sangat dikenali melalui tumbuhan yang sangat besar dan selalu hijau sepanjang tahun.
Perubahan Iklim sendiri berpengaruh terhadap flora dan fauna di daerah Indonesia. Akibatnya ada jenis-jenis flora dan fauna tertentu yang dapat hidup dengan jenis iklim tertentu. Kutub, dingin, tropis, dan subtropis.
2. Kelembapan Udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
BIOTIK-faktor-faktor makhluk hidup :
1. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu berpengaruh dalam persebaran makhluk hidup. Contohnya, semakin banyak manusia yang menebang pohon, tentu semakin sedikit pohon-pohon yang ada. Jika manusia terus menerus berburu, tentu hewan-hewan semakin punah. Maka dari itu kesadaran dan aktivitas manusia tentu berperan sangat penting dalam persebaran makhluk hidup.
2. Flora dan Fauna
Faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
ABIOTIK-faktor-faktor fisik :
1. Iklim
Iklim sangat mempengaruhi dari persebaran flora dan fauna di suatu negara, perubahan iklim akan mempengaruhi keberadaan flora dan fauna baik dari segi jumlah maupun persebaran yang semakin berkurang. Iklim sendiri adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah dalam kurun waktu yang relatif lama. Sedangkan wilayah Indonesia, memiliki iklim tropis yang sangat dikenali melalui tumbuhan yang sangat besar dan selalu hijau sepanjang tahun.
Perubahan Iklim sendiri berpengaruh terhadap flora dan fauna di daerah Indonesia. Akibatnya ada jenis-jenis flora dan fauna tertentu yang dapat hidup dengan jenis iklim tertentu. Kutub, dingin, tropis, dan subtropis.
2. Kelembapan Udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Xerophyta (Xerofit)- tumbuhan yang mampu beradaptasi di daerah yang
kering sekalipun, misalnya kaktus.
- Mesophyta (Mesofit)- tumbuhan yang dapat hidup di tanah yang lembab,
misalnya padi.
- Tropophyta (Tropofit)- tumbuhan yang di dalam kehidupannya membutuhkan
banyak air, misalnya teratai dan eceng gondok.
3.
Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
4. Jenis Tanah
Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
5. Air
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Makhluk-makhluk pertama di dunia berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
4. Jenis Tanah
Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
5. Air
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Makhluk-makhluk pertama di dunia berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
3.3.2
Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim
Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman
sumber daya hati baik yang terdapat di darat, laut maupun udara. Keanekaragaman
flora dan fauna tersebut mendorong pada peneliti dan pecinta alam datang ke
Indonesia untuk meneliti flora dan fauna.
a. Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara
alami dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan
di berbagai tempat di dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
a.
Iklim
b.
Jenis
tanah
c.
Relief
atau tinggi rendah permukaan bumi
d.
Biotik
(pengaruh makhluk hidup).
Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman
jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu
udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang
lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan
Kalimantan
Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki
hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak
belukar dengan padang rumput yang luas.
Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu
tempat.
Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :
Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :
a.
Daerah
panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi,
jagung, tebu, karet.
b.
Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan
yang cocok di daerah ini adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.
c.
Daerah
sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh,
sayuran, kina, pinus.
d.
Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada
tanaman budidaya
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim
antara lain sebagai berikut :
a.
Hutan
Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan
memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada
musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau
kembali. Contoh hutan mu- sim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim
banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b.
Hutan
Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim
tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh
sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi.
Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
c.
Sabana,
terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput
yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur.
d.
Steppa,
adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah
hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur,
baik untuk peternakan.
e.
Hutan
Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan
bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat
dan Kalimantan Selatan.
Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim antara lain :
(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove
(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove
b. Persebaran
Fauna (dunia hewan) di Indonesia
Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh
keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di
Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh
Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Secara ringkas tiga kelompok
fauna di Indonesia adalah ebagai berikut :
a.
Fauna
tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat
Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti
gajah, harimau, badak, beruang, orang utan.
b.
Fauna
tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan
pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru,
burung kasuari, cendrawasih, kakaktua.
c.
Fauna
Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan
daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus,
babi rusa, anoa dan burung maleo.
Jenis Fauna Australis, yang terdapat di Bagian Timur Indonesia
Peta Persebaran Fauna Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis
Weber
a.
Garis
Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan
b.
Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan
Fauna Peralihan.
Indonesia meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia
bagian barat, tengah dan timur akibat pengaruh keadaan alam, rintangan alam dan
pergerakan hewan di alam bebas. Ketiga wilayah di Indonesia memiliki keunikan
dan ciri khas keragaman binatang dan tanaman yang ada di alam bebas.
3.3.3
Pembagian Wilayah Untuk Penyebaran Binatang
Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai
perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi
fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu :
1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak
2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo
3. Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.
1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak
2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo
3. Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.
3.4
Evolusi
3.4.1
Teori Evolusi pada Makhluk Hidup
a. Teori Evolusi Sebelum Darwin
Sejarah
munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun 1859, dengan
dipublikasikan buku On the Origin of Species, meskipun kebanyakan idea-idea
Darwin kenyataannya telah ada sejak masa lampau. Kenyataan bahwa bahwa makhluk
hidup beraneka ragam dan megalamimi perubahan sudah teramati sejak lama, namun
hal ini tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana yang terjadi pada
masa Darwin. Parmenides menyatakan bahwa sesuatu yang terlihat adalah suatu
ilusi. Berbeda dengan apa yang dikemukakan Parmenides, Heraclitus menyatakan
bahwa dalam perjalanan hidupnya makhluk hidup selama mengalami proses yang
tetap Teori ini dikenal dengan teori Fixise. Berasal dari kata ‘Fixed’.,
artinya ‘unchanging’ atau tetap, tidak berubah. Teori ini muncul satu atau dua
abad sebelum teori Darwin. Pada masa itu tidak pernah dipersoalkan mengenai
hubungan kekerabatan antar satu organisme dengan organisme lain. Semua kegiatan
biologis dianggap tetap seperti apa adanya, tidak ada perubahan. Namun para
Naturalis dan Philosohpy sering berspekulasi bahwa ada terjadi transfomasi
spesies. Para ahli yang mempertanyakan kebenaran teori ‘Fixed’ misalnya:
Maupertuis ilmuwan dari Prancis, kakek Charles Darwin yaitu Erasmus Darwin.
Walaupun tidak ada pemikir-pemikir khusus yang mempersoalkan teori Fixed dengan
penjelasan yang ilmiah bahwa spesies berubah, namun sebenarnya terdapat
perhatian dan minat yang kuat berdasarkan kenyataan bahwa dapat saja satu
spesies berubah menjadi spesies kedua.
Pada 250 tahun sebelum Masehi, Anaximander (Yunani) mengemukakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang menyerupai ikan. Pernyataan Empedocles yang berbau evolusi namun janggal kedengarannya berbunyi bahwa manusia dan juga binatang lainnya berasal dari bagian-bagian kepala, badan, dan tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, sedangkan pada makhluk lain hanya kepala dan badan yang tumbuh seperti pada ikan. Artinya ada yang pertumbuhannya lengkap dan adapula yang tidak lengkap.
Teori Autogenesis merupakan teori yang berkaitan dengan proses evolusi namun dorongan evolusinya beasal dari dalam menyatakan bahwa dorongan dari dalam itulah yang lebih menentukan sedangkan lingkungan tidak memberikan pengaruh.
Selain itu dikenal pula paham finalisme dan telefinalisme yang mempunyai kemiripan dengan paham vitalisme. Paham finalisme lebih menitikberatkan pada tujuan akhir, bagaimana makhluk berevolusi sampai bentuk akhir sudah dinyatakankarena adanya kekuatan trasenden, namun apa yang dimaksudkan dengan kekuatan trasenden itu tidak disebutkan. Kaum finalis tidak dapat menjelaskan proses perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut. Pada kaum vitalis jelas bahwa kekuatan trasenden itu adalah kekuatan alam yang maha hebat.
Pada 250 tahun sebelum Masehi, Anaximander (Yunani) mengemukakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang menyerupai ikan. Pernyataan Empedocles yang berbau evolusi namun janggal kedengarannya berbunyi bahwa manusia dan juga binatang lainnya berasal dari bagian-bagian kepala, badan, dan tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, sedangkan pada makhluk lain hanya kepala dan badan yang tumbuh seperti pada ikan. Artinya ada yang pertumbuhannya lengkap dan adapula yang tidak lengkap.
Teori Autogenesis merupakan teori yang berkaitan dengan proses evolusi namun dorongan evolusinya beasal dari dalam menyatakan bahwa dorongan dari dalam itulah yang lebih menentukan sedangkan lingkungan tidak memberikan pengaruh.
Selain itu dikenal pula paham finalisme dan telefinalisme yang mempunyai kemiripan dengan paham vitalisme. Paham finalisme lebih menitikberatkan pada tujuan akhir, bagaimana makhluk berevolusi sampai bentuk akhir sudah dinyatakankarena adanya kekuatan trasenden, namun apa yang dimaksudkan dengan kekuatan trasenden itu tidak disebutkan. Kaum finalis tidak dapat menjelaskan proses perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut. Pada kaum vitalis jelas bahwa kekuatan trasenden itu adalah kekuatan alam yang maha hebat.
Ada
beberapa penganut paham lain yang mengelak terhadap adanya pengaturan atau
tuntunan khusus seperti pada vitalisme Para penganut paham lain ini berpegang
pada teori Orthogenesis, Nomogenesis, dan Aristogenesis yang menganggap bahwa
makhluk hidup itu berubah secara evolutif dan penentu perubahan itu adalah germ
plasma. Contoh: perkembangan bentuk dewasa manusia dinyatakan sudah ada sejak
tingkat embrio; Warna, bentuk, letak dan bentuk putik, serta serbuk sari telah
ada pada kuncup bunga. Perubahan pada kuncup menjadi bunga hanya memerlukan
tenaga untuk mekarnya sang bunga.
Ketiga teori ini mempunyai perbedaan yaitu: Orthogenesis menitikberatkan perkembangan makhluk hidup pada garis lurus artinya terjadi perkembangan yang semakin besar, semakin bervariasi, namun semuanya bertolak dari yang sudah ada. Nomogenesis menyatakan bahwa perkembangan hanya berlangsung sesuai dengan aturan tertentu. Untuk setiap makhluk ada aturan tertentu yang mengikat. Aristogenesis menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi adalah perubahan menuju ke yang lebih baik.
Ketiga teori ini mempunyai perbedaan yaitu: Orthogenesis menitikberatkan perkembangan makhluk hidup pada garis lurus artinya terjadi perkembangan yang semakin besar, semakin bervariasi, namun semuanya bertolak dari yang sudah ada. Nomogenesis menyatakan bahwa perkembangan hanya berlangsung sesuai dengan aturan tertentu. Untuk setiap makhluk ada aturan tertentu yang mengikat. Aristogenesis menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi adalah perubahan menuju ke yang lebih baik.
b. Teori Evolusi Masa Darwin
Pada
tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan bukunya dengan judul On the Origin of
Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in
The Struggle for Life. Dalam bukunya ini ditekankan bahwa untuk dapat bertahan
hidup agar tidak punah perlu adanya perjuangan untuk hidup.
Pada
dasarnya teori Darwin dapat dibedakan atas dua hal pokok yaitu konsep tentang
perubahan evolutif dan konsep mengenai seleksi alam. Dalam hal ini Darwin
menolak pendapat bahwa makhluk hidup adalah produk ciptaan yang tak dapat
berubah. Makhluk hidup yang sekarang adalah produk dari perubahan sedikit demi
sedikitdari nenek moyang/dari makhluk asal yang berbeda dengan yang sekarang.
Selanjutnya seleksi alam yang menuntun terjadinya perubahan tersebut.
Konsep perubahan secara evolusi dari makhluk hidup merupakan kesimpulan Darwin dari adanya fosil-fosil yang ditemukan pada permulaan abad 19. Apa yang ditemukan tersebut berbeda dengan makhluk yang ada sekarang dan walaupun tidak sepenuhnya meyakinkan, fosil pada lapisan berbeda, berbeda pula dan dari lapisan satu ke lapisan berikutnya, terlihat adanya perubahan berkesinambungan, meskipun tidak sepenuhnya dan hanya lokasi-lokasi tertentu. Dan juga penting untuk kejelasan kesinambungan tersebut perlu pengamatan dan interpretasi yang tajam. Kesinambungan yang didasarkan pada kemiripan fosil-fosil tersebut, bagi para ahli dapat memberikan gambaran prediktif akan bentuk-bentuk fosil yang diharapkan dapat ditemukan.
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi alam.
Konsep perubahan secara evolusi dari makhluk hidup merupakan kesimpulan Darwin dari adanya fosil-fosil yang ditemukan pada permulaan abad 19. Apa yang ditemukan tersebut berbeda dengan makhluk yang ada sekarang dan walaupun tidak sepenuhnya meyakinkan, fosil pada lapisan berbeda, berbeda pula dan dari lapisan satu ke lapisan berikutnya, terlihat adanya perubahan berkesinambungan, meskipun tidak sepenuhnya dan hanya lokasi-lokasi tertentu. Dan juga penting untuk kejelasan kesinambungan tersebut perlu pengamatan dan interpretasi yang tajam. Kesinambungan yang didasarkan pada kemiripan fosil-fosil tersebut, bagi para ahli dapat memberikan gambaran prediktif akan bentuk-bentuk fosil yang diharapkan dapat ditemukan.
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi alam.
1. Fakta
yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam Darwin yang dikenal sebagai prinsip-prisip
seleksi alam Darwin adalah :
a. Fertilitas
makhluk hidup yang tinggi.
Oleh
karena tingkat kesuburan makhluk hidup yang tinggi, amka apabila tidak hambatan
atas perkembangbiakan suatu spesies dalam waktu yang singkat seluruh dunia
tidak akan mampu menampungnya. Akan tertapi kenyataan yang terjadi tidaklah
demikian, dan itulah merupakan fakta yang kedua.
b. Jumlah individusecara
keseluruhan yang hampir tidak berubah. Sekalipun tingkat kesuburan tinggi namun
pada kenyataannya jumlah individu tidak melonjak tanpa terkendali. Nampaknya
ada faktor lain yang membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu seuatu
spesies di satu tempat. Faktor-faktor pembatas dan yang mengatur jumlah
indovidu itulah yang menyebabkan individu-individu yang berhasil tetap hidup
tidak banyak jumlahnya sekalipun banyak individu turunan yang dihasilkan tetapi
banyak juga yang mati. Secara keseluruhan faktor-faktor pembatas itulah yang
menjadi fakta ketiga.
c. Perjuangan
untuk hidup
Agar
dapat tetap hidup setiap makhluk hidup harus “berjuang” baik secara aktif
maupun pasif. Pada umumnya perjuangan untuk hidup terjadi karena adanya
Persaingan, baik antar individu sespesies atupun yang berlainan spesies;
Pemangsaan, termasuk juga parasitisme; Perjuangan terhadap alam lingkungan yang
tidak hidup seperti iklim, dsb.
d. Keanekaragaman
dan hereditas
Makhluk
hidup baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut
antara lain berkenaan dengan struktur, tingkah laku, maupun aktifitas.
Keanekaragaman terlihat mulai dari tingkat antarfilum/antar divisi, antarklas
sampai dengan atar individu se spesies bahkan anatr individu seketurunan. Tidak
sedikit ciri yang menyebankan keaneragaman tersebut diturunkan kepada generasi
keturunannya, artinya dari generasi ke generasi selalu terdapat keanekaragaman
bahkan karena berbagai sebab keanekaragaman tersebut bertambah luas. Adanya
keanekaragaman itulah yang menyebabkan keberhasilan “perjuangan untuk hidup”
tidak sama antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam hal ini ada
individu yang tidak mustahil jauh lebih berhasil dari yang lainnya. Itu pula
alasannya sehingga banyak individu yang mati lebih awal dan pada akhirnya
individu pada generasi turunan tidak terlalu melonjak jumlahnya sekalipun
individu turunan yang dihasilkan sebenarnya sangat banyak.
e. Seleksi
alam
Kenyataan
terdapatnya keberhasilan “perjuangan untuk hidup” yang tidak sama antar
individu disebabkan ada individu yang lebih sesuai karena memiliki ciri-ciri
yang lebih sesuai dari yang lainnya. Individu yang lebih sesuai inilah yang
lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup”. Individu yang lebih berhasil
inilah yang mempunyai peluang lebih besar untuk melanjutkan keturunan dan
sekaligus mewariskan ciri-cirinya pada generasi turunannya. Sebaliknya individu
yang kurang berhasil lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
f. Lingkungan
yang terus berubah
g. Dalam
situasi lingkungan yang terus mengalami perubahan, makhluk hidup harus terus
menerus mengadakan penyesuaian melalui “perjuangan untuk hidup” yang tia da hentinya.Artinya peristiwa seleksi alam
berlangsung tiada hentinya dan sebagai akibatnya pada generasi tertentu akan muncul
individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin adaptif serta spesifik bagi
situasi lingkungan yang melingkupi.
2.
Evolusi Organik terjadi karena peristiwa seleksi alam
Makna
utama wawasan Darwin dalam teori ini adalah bahwa evolusi organik memang terjdi,
dan bahwa evolusi organik tersebut terjadi karena peristiwa seleksi alam. Dalam
hubungannya dengan teori seleksi alam Darwin, terdapat kesan yang cukup kuat
bahwa peristiwa seleksi alam adalah sebab utama terjadinya evolusi (G.G.
Simpson, Life: An Introduction to Biology, 1957); disamping itu peristiwa
seleksi alam diartikan sebagai suatu perjuangan langsung antar individu
sespesies ataupun antar spesies (direct combat: C.A. Villec, General Zoology,
1978)
Munculnya
teori seleksi alam Darwin ternyata menimbulkan banyak kontroversi di kalangan
para ahli biologi. Disamping itu pula mendapatkan reaksi keras dan tantangan.
Sejak semula teori seleksi alam Darwin ini ditafsirkan secara keliru sebagai
teori yang memperkenalkan bahwa manusia berasal dari kera. Reaksi dan tantangan
masih berkelanjutan hingga sekarang dan menjadi demikian kacaunya karena reaksi
agama terlebih lagi dengan munculnya buku karya Harun Yahya tentang Runtuhnya
Teori Evolusi;. Dalam hal ini makna wawasan Darwin telah dipertentangkan dengan
ajaran agama atas dasar persepsi yang salah. Oleh karena itu peluang munculnya
pemikiran yang jernih atas teori seleksi alam Darwin berkurang atau hilang sama
sekali dan pada akhirnya menutup kemungkinan ditemukannya manfaat terapan dari
teori tersebut. Sangat boleh jadi diantara kita tidak sedikit yang masih
mempunyai persepsi keliru atas teori seleksi alam Darwin. Sesungguhnya makna
wawasan Darwin adalah berkenaan dengan kedua makna yang telah disebutkan
sebelumnya dan sama sekali tidak memperkenalkan ajaran yang menyatakan bahwa
manusia berasal dari kera. Namun demikian, sebagai suatu teori keilmuan yang
berkenaan dengan perkembangan (perubahan) makhluk hidup, pada kenyataannya
teori seleksi alam Darwin telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Hasil
dari pengembangan dan penyempurnaan tersebut telah melahirkan teori/paham baru
tentang seleksi alam yang lebih dikenal dengan Neo Darwinisme.
3.4.3
Makhluk Hidup yang Mengalami Perubahan
Setiap
Makhluk hidup mengalami perubahan karena semua itu bersifat dinamis dan tidak
ada yang tetap. Manusia,hewan dan tumbuhan memiliki pertumbuhan yang tidak
sama. Manusia yang dilahirkan dari rahim seorang ibu dan tumbuh dari bayi,balita,anak,remaja,dewasa
hingga manula. Jika tumbuhan dan hewan mengalami perubahan seperti dari biji
atau telur hingga tumbuh menjadi anak dan dewasa. Resensi dari semua bab :
Gambling in Qatar - Casino & Sports Book
BalasHapusAll air jordan 18 retro sale the latest casino air jordan 18 retro toro mens sneakers sale games and sports betting odds. Sports air jordan 18 retro yellow suede sale betting, gambling air jordan 18 retro store on football, eSports, poker and 해외 배팅 업체 more. Visit our website.